Selasa, 14 Februari 2012

14 Februari

hey, it's been quite a while since my last post *bersihin-sarang-laba-laba

how u guys doin? It's February 14th!! Sodaraan ama Friday the 13th! Ya gak?
It's Valentine, which means nothing to me.. as i'm single.. and singles always hates Valentines, right? RIGHT?

Cukup dgn prolog basa basi-nya, seperti yang sudah-sudah tanggal ini beneran gak berarti apa-apa dalam hidup gue yg sederhana tapi banyak maunya ini, mencoba menutup mata & telinga atas hingar bingar hiruk pikuk nuansa merah muda dan ucapan-ucapan penuh kasih sayang yang bertebaran di berbagai media cetak, elektronik dan si overrated social media. Mungkin menutup hati juga perlu, ya ya ya sebut saja gue galau atau apapun istilah ngetrend-nya jaman sekarang. Menutup hati hanya untuk satu orang itu penting loh, ketika hati terlanjur berbicara tanpa menghiraukan otak, nalar ataupun logika, gue percaya hati gak salah, hati yang kesepian tidak ingin memiliki teman yang terlalu ramai, bisa-bisa si hati kehilangan jati diri. Setidaknya itu yang gue yakini, walaupun banyak yang menyangsikan dan tidak percaya, yaaa bisa jadi kamu salah satunya yang sedang membaca tulisan cetek ini...

Satu yg gue inget soal Februari adalah kasih sayang, bukan kasih sayang ke pasangan tapi ke nyokap, ya nyokap gue berulangtahun di awal bulan ini. Lucunya, semakin kita tua dengan beribu urusan dan hal yang harus dipikirkan kadang ulang tahun orang tua terselip dalam tumpukan hal yang biasa kita sebut sebagai alasan. Teringat hari itu, hari Sabtu ketika gue selesai fitness bersama dengan dua kakak beradik yang berniat menghilangkan beberapa kilo lemak dari tubuh mereka tapi selalu hanya berakhir dengan kata-kata, mereka menelepon sang Ibu nun jauh di kampung halaman, bergantian menyodorkan si ponsel sembari mengucapkan harapan dan sebersit doa untuk sang Ibu. Gue yang memperhatikan hanya tampak tersenyum, membatin dalam hati "Ibunya pasti gembira pagi-pagi sudah ditelpon kedua buah hatinya yang jauh di rantau, ahh jadi ingat Ibu yang ulang tahun di bulan ini juga". Sesudahnya, seperti orang bego yang tidak memiliki kalender gue bertanya "hey skarang tanggal berapa?", sontak mereka menjawab "4 Februari". JEDERRRRR!!! Secepat kilat merogoh kantong mencari si buah berry hitam, mencari contact "Bokap" dan memijit tombol berwarna hijau, beberapa detik kemudian terdengar suara bokap di seberang "Assalamualaikum", "Pa, mama mana?", "Ckckck bukang main bukannya bacrita kamari dulu deng papa trus cari mama?" (Ckckck bukan main bukannya ngomong dulu sama papa malah langsung nyari mama, red). Gak lama berselang suara serak berganti menjadi suara paling merdu di dunia, sorry sorry bukan Mariah Carey, bukan juga Celine Dion, yang meng-halo diseberang sana adalah suara nyokap. "Maaaaaaa!! Selamat ulang tahunnnn! Semoga panjang umurrr, sorry baru ba telpon jam bagini" (sorry baru nelpon jam segini, red). "Iya makasih, jgn lupa sholat ya!" Gue tersenyum, antara bahagia karena nyokap terdengar sehat, dan sedih karena jujur masih belum bisa menjalankan pesannya dengan baik. Maafkan anakmu yang masih suka lupa dan gak tau diri ini ya Ma :'(

Jadi berterima kasih juga sama si kakak beradik yang pengen kurus itu, berkat mereka alasan lupa segera bias berganti senyuman. Ulang tahun Ibu kita berbarengan ternyata :)

Kembali ke hari ini, di kantor tadi kerjaan lumayan, dihadapi dengan 3x meeting dan satu tugas kecil tidak begitu menyita banyak waktu, suasana merah muda pun tidak begitu terasa di ruangan kerja. Hingga akhirnya iseng-iseng melihat si buah berry hitam, mencari contact di salah satu instant messenger, menyapanya dan tidak terkirim, apakah ini salah satu bentuk hukuman lagi? ujian? kapan lulusnya kalau begini terus :(

Terhenyak dengan kenyataan itu, tadi siang ada 2 email masuk ke ponsel yang katanya pintar ini yang cukup menarik perhatian, 2 buah komentar dari teman yang mengomentari blog ini, lagi-lagi alasan banyaknya urusan dan hal yang harus dipikirkan menjadi buah dalam berdalih kalau sebenernya gue lupa sama blog ini, maaf...

Kalian percaya nggak dengan hal ketika kita terjebak dalam satu titik dimana tulisan menjadi salah satu saluran kecil untuk melarikan diri? Gue percaya! :)

Minggu, 30 Oktober 2011

tercekat..

hari ini tanpa maksud apa-apa gue login lagi ke account messenger yang kebetulan jendelanya masih terpampang di layar laptop yang gue biarkan hidup ketika gue tinggal tidur tadi sore.

ada segaris nama yang dulu selalu menyala & menyapa yang sekarang tinggal diam seribu bahasa.

gambar wajahnya tersenyum di dalam kotak kecil jendela itu.

tanpa sengaja gue mengklik sejarah percakapan kami, dan semua ingatan yang harusnya sudah gue buang jauh-jauh, yang sudah gue niatkan untuk hilang, yang sudah seharusnya tidak kembali di proses oleh cerebrum, seketika memenuhi udara kamar sempit yang gue hirup

hal ini lumrah kan?

Selasa, 18 Oktober 2011

Ayo menghitam di Bali!

Halo pembaca iseng,
Sudah berapa dasawarsa kita tak bersua?

Hari ini Selasa, 18 Oktober 2011, gue masih berleyeh-leyeh di kamar setelah beberapa hari sebelumnya berlibur di Bali, jatah cuti block leave 5hari berturut-turut akan segera expire hari ini. Badan cape tapi keinginan untuk nulis lagi membuncah dan menggelinjang #stensilan, jadinya gue bela-belain mikir kembali apa yg udh kejadian kemaren-kemaren.

Trip gembel gue kali ini berbekal tiket low fare airlines sejuta umat di Indonesia yakni tiket Air Asia yg udah dibeli dari November 2010, jadi rencana block leave pun udah disiapin dari jauh-jauh hari walopun di kantor sempet terancam gak bisa cuti karena lagi ribetnya kerjaan di kuartal tiga tapi berkat kegigihan, kerja keras dan jiwa patriotisme yg tinggi akhirnya cuti gue disetujui. Alhamdulilah yah..

Rencana trip kali ini berawal dari sahabat sekaligus mbah Diosnardo yg keukueh dan gigih ngebujukin beli tiket dari taon kemaren, teman yg berhasil saya yakinkan adalah Pritha, namun karna doi pindah kerjaan baru alhasil gak bisa cuti dan tiket yg sudah dibeli pun hangus percuma. Mbah Dios ternyata berhasil juga meyakinkan Dave untuk ikutan trip kali ini, dan Dave berhasil meyakinkan temennya Herry, dan akhirnya ribet dah ini obrolan saling meyakinkan begini. Pokoknya intinya yg jadi pergi cuman gue, Dios dan Dave, minus Pritha & Herry. Berhubung kita bookingnya berbeda maka gue dapet tiket keberangkatan sehari lebih cepat dari bookingan Dios dkk, saat itu asumsi gue ya gak papa lah pergi bareng Pritha ini dan yg lainnya nyusul. Sayangnya asumsi tinggal asumsi, kejadian nya gue berangkat sendirian dan Dios & Dave nyusul di hari kedua.

Tiket oke, hampir setaon gue ga buka email untuk ngecek jam keberangkatan sampe kira-kira H-7, maka mulailah gue kelimpungan cari info penginapan, browsing sana sini dan tanya ke temen-temen, sayangnya informasi dari internet pun kurang tersedia untuk low budget hotel, Bali yg sudah sekomersil dan seterkenal itu di dunia turis gak punya yg namanya Hostel dgn dormitory bed roomnya, rata-rata advise temen adalah datengin langsung aja hotel-hotel yg di daerah Poppys Lane toh gue pegi bukan saat high season jadi harusnya hotel-hotel itu available. Masuk akal!

Day 1
Flight CGK-DPS pukul 16.50 WIB tapi berhubung gue takut telat, pukul 15.00 gue udh ngendon sendirian di Papa Beard Terminal 3 Soekarno Hatta, udh dtgnya kecepetan ealah ditambah delay 25 menit pula. Tiba di Ngurah Rai pukul 19.20 WITA, udh gelap dan gue clueless. Cari taxi di konter yg khusus untuk order taxi, dikenain 60rb utk rute Airport - Legian, awalnya gue pikir ini ongkos taxi nya udh murah ternyata dari airport ke Poppys Legian normalnya ga sampe 30rb, susah emang pengelolaan taxi disana, yg bisa mengantarkan orang dari airport hanya taxi yg ditunjuk jd jgn harap ada si burung biru yg terkenal atau taxi-taxi lainnya. Si Blih supir taxi yg mengantarkan gue orangnya cukup ramah dan komunikatif, terbukti dgn menawarkan "perempuan" di sela pembicaraan kami dan gue pun berkata "Iya boleh blih, nanti tagihannya saya kirim pake wesel!!" gumam gue sembari ngakak dalam hati. Tiba di Poppys Lane 2 pukul 20.00 WITA dan ekspresi gue pertama kali diturunin dari mobil bak PSK abis dipake, cengo bego dgn tampang lusuh sembari berujar dalam hati "kamprettt nyari penginepan dmn nih?".

Hotel Kubu (IDR 200K/night fan + breakfast)
Daripada gue makin cengo dan ditawar bule-bule yg bertebaran tanpa baju lengkap di sekitaran situ gue mutusin untuk nyusurin lorong kecil pas depan tempat gue berdiri, masuk kedalam makin ga lengkap baju-baju bule itu dan gue pun ikutan ga pake baju *ngareeepppp*, intuisi gue ketika mencari penginepan adalah harus penginapan yg terlihat beradab dan bukan penginapan esek-esek, gue pun berhasil menemukan Hotel Kubu dgn design minimalis dan disambut oleh penjaganya yg ramah, ga gitu buruk pencarian penginapan ini dan gue baru nyadar ini hotel nama jalannya adalah Gang Sorga. Yes, i was in the right place! I'm in heaven now, where are my angels?
Selesai mandi, gue mutusin untuk jalan-jalan di sekitaran hotel, cari tempat makan yg halal agak susah disini dan gue pun berakhir di KFC dan dilanjutkan ke warnet terdekat sblm kembali ke hotel. Hal ini gue critain ke salah satu temen lewat BBM dan gue berakhir diketawatin dan dikata-katain. Sekian hari pertama.

Day 2
Hari ini gue mutusin bangun pagi-pagi dan buru-buru ngesot ke Kuta, pagi di Kuta menyenangkan, pantai sejuta umat itu berubah menjadi pantai yg ga begitu rame di jam 7 pagi, diduga wisatawan-wisatawan yg biasanya memenuhi pantai ini msh hangover dan pasti bangun siang, aktifitas pagi disini cukup beragam, byk pengunjung yg jogging tentunya didominasi oleh bule, yg jalan kaki atau sekedar duduk dan mengamati pemandangan kyk gue. Berhubung Dios & Dave akan tiba malam harinya, selesai dari Kuta, gue nyari penginapan baru dgn tarif yg lebih murah. Berhasil book untuk Hotel Ronta yg berlokasi di gang sebelah dari Hotel Kubu, walaupun hotel ini tampak lebih tua dgn fasilitas yg seadanya tapi suasananya jauh lebih homey dan nyaman.
Hotel Ronta (IDR 250K/night utk 3 org termasuk AC + breakfast)
Setelah check out dari Hotel Kubu, gue pun check in ke hotel ini, meletakkan tas dan barang-barang, pas ketika gue hendak rebahan, tiba-tiba gue merasa kok gue kyk diserang vertigo, semuanya bergoyang, gue pun bangun, berdiri, dan seperti disetrum otak gue langsung nyuruh gue utk kabur secepatnya dari kamar lantai 1 yg ada di pojokan hotel ini dgn blackberry yg lgsg gue comot dari atas meja. Bali dilanda GEMPA!! Dgn dengkul gemeteran dan muka yg pucat pasi, gue masih sempet-sempetnya balik ke pintu buat ngunci kamar baru kemudian lari lagi ke depan, kaca-kaca berderit dan ada org yg teriak tsunami, makin pucat lah muka gue. Semua org lari ke depan jalan, hal selanjutnya adalah blackberry gue ga berhenti berbunyi, berita skrg cepat sekali tersebar, banyak temen yg nanyain keadaan, sembari mengobrol dgn petugas hotel dan beberapa tamu lainnya gue msh sibuk membalas pesan dari handset yg menghubungkan gue dgn dunia luar ini. Gue dan 2 org tamu hotel lainnya akhirnya duduk di teras dekat resepsionis dan memutuskan ga masuk ke kamar dulu, 1 org Prancis dan 1 org Italy ngobrol dgn 1 org Sulawesi yaitu gue. Dari obrolan ini akhirnya gue mendapat temen baru, si org Prancis yg saat memperkenalkan dirinya gue ga bisa ngeja namanya hingga gue tanyain sampe 4 kali dan dia dgn senang hati gue ajak jalan bareng, namanya Guillome (baca: Giyom). Doi taunya Indonesia ini cuman Bali, dan Bali itu cuman Kuta, jadi saat gue tanyain tempat-tempat wisata di Bali die cuman bisa bengong. Daripada bengong kesambet akhirnya kita pergi makan siang bareng, pulang istirahat ke kamar masing-masing untuk janjian ketemu sore nanti, dan pas sore nya kami beneran bertemu kembali di tempat yg sama setelah sukses dibangunkan oleh gempa susulan! Sial! Akhirnya kita sepakat untuk keluar jalan-jalan ke Kuta, klopun ada tsunami ya pasrah aja. Kuta di sore hari ramenya parah, ga seperti pagi tadi, kali ini byk banget kegiatan yg bisa diliat, dari yg belajar surfing, pijet2an, maen bola, tarik tambang, nonton pertunjukan musik alakadarnya, foto prewedding, dan lain-lain. Org-org disini seakan ga peduli dgn gempa 6.8 SR yg terjadi pagi tadi dan gempa susulan 5 SR yg barusan terjadi. Malam hari sekitar pukul 18.30 akhirnya Dios dan Dave tiba, senang bukan kepalang akhirnya mereka dtg juga, kami berempat pun (bersama Guillaume) nyari makan malam dan jalan kaki lumayan jauh hanya untuk sekedar cari makanan selain KFC atau McD.

Day 3
Petualangan dimulai hari ini, alih-alih sewa mobil, kami memang dari awal berniat menyewa motor, jauh lebih murah adalah salah satu pertimbangan awal yg berbuntut byk keuntungan mengendarai motor di Bali. Sewa motor seharian hanya 50rb, bensin full tank pun hanya 12rb, kami menyewa 2 motor dan jgn khawatir hampir di setiap sudut Bali banyak tempat yg menawarkan penyewaan motor.
Pemberhentian pertama kita adalah rumah keluarganya Dios di dekat rumah sakit Sanglah Denpasar, kita sempat juga disuguhi gado-gado, enak!
Berhubung kita akan menjelajahi daerah Uluwatu maka pemberhentian selanjutnya adalah Garuda Wishnu Kencana (GWK) yg memang akan di lewati, tiket per org 20rb untuk wisatawan lokal dan 50rb untuk wisatawan asing. Sepengetahuan kami di  GWK ada pertunjukan sendra tari pada pukul 18.00 tapi memang bener klo hoki ga kemana, ternyata pukul 13.00 pun ada pertunjukannya, jadilah kami setelah puas melihat dan berfoto di sekitar GWK langsung duduk manis di amphitheater menikmati pertunjukan tari, oh iya rata-rata klo ada pertunjukan tari pada akhir acara kita ditawarin untuk foto bareng ;)
Ga berlama-lama takut ketiduran kena angin sambil senderan di amphitheater, kita ngelanjutin nyari pantai Dreamland, sukses nanya-nanya ke beberapa org setempat ternyata Dreamland adanya di dalam area Pecatu Indah Resort, dan masuk kesinipun tas kita diperiksa sekuriti, dan yg paling oke sih ga dipungut biaya sama sekali. Pantainya udh agak komersil terbukti dgn byknya gerai-gerai makanan dan penjaja suvenir di sekitaran sini, tapi dibandingin dgn Kuta pantai ini jauh lebih menyenangkan, pasirnya kuning keemasan, pantainya bisa buat berenang, ombaknya cocok buat surfing dan lokasinya enak untuk berjemur, minusnya yah lumayan rame sih kecuali klo mau yg sepian jalan ke arah hati aku #eeaaaa,  klo mau yg sepian hrs jalan ke arah villa, begitu masuk pantai belok ke kiri.
Happy Faces @ Dreamland
Berhubung agenda masih panjang, kita ga lama di Dreamland, selanjutnya nyari Padang-padang Beach yg katanya sorga surfer, ga gitu jauh jg dari Dreamland yah kira-kira 10 menitan dgn jalanan yg naek turun, pintu masuknya ngelewatin tangga di celah karang, keren gerbangnya, begitu masuk area pantainya? Anti klimaks! Pantainya biasa aja dan pesisirnya ga cukup luas alhasil bule-bule bejemur deket2an udh kyk ikan pepes. Yg menarik disini ada semacem cottage berbentuk spt rumah Tarzan yg ngadep ke laut, romantis!
Waktu udh nunjukin pukul 17.00 ketika kita cabut dari Padang-padang, mo ngejar sunset dan pertunjukan tari kecak di Pura Uluwatu, dari Padang-padang hanya sekitar 10 menit juga, ongkos masuk motor hanya 3rb perak dan untuk Kecak show nya 70rb berlaku untuk wisatawan lokal maupun asing. Nonton kecak disini hukumnya wajib! Menikmati mistisnya tarian sambil liatin sunset dari tebing, sempet beberapa kali bikin bulu kuduk merinding!
Tari Kecak saat sunset di Pura Uluwatu
 Kecak show selesai sekitar pukul 19.00, yg berarti kita udh kemaleman utk pulang naek motor dari daerah Uluwatu, dinginnya angin malam terasa double dgn settingan pantai dari pagi yg kita kenakan, kaos tipis dan celana pendek! Big mistake!! Perut udh teriak-teriak minta diisi, dan kita berhasil melipir ke Jimbaran dlm wkt kurang lebih sejam, klo naek mobil bisa 2 jam berhubung macet parah. Persinggahan terakhir di Jimbaran ada temen yg rekom hrs mkn di Menega Cafe, dan ternyata bener makanannya enak, murah dan nasi bisa nambah sepuasnya. Seafood never taste that good after a long day!
Selanjutnya balik ke hotel, mandi, kena kasur, dan tidur lelap.

Day 4
Bangun pagi bingung mau kemana, kita tinggal di Poppys Lane 2 tapi belom pernah mampir ke monumen bom Legian, jadinya seabis mandi ngesot dikit udh nyampe ke monumen bom, aura berubah sedih begitu kita melihat byknya nama korban, terutama saat liat byk karangan bunga dgn foto dan kalimat-kalimat perpisahan, maklum tgl 12 Oktober kemaren adalah tanggal peringatan kejadian. Gak kebayang ramainya cafe, bar dan pub yg setiap malam kita lewatin pernah di dera bom maha dahsyat yg menewaskan ratusan orang. Selesai dari sini, kita ngelanjutin naek motor ke arah Nusa Dua, di jalan bypass Ngurah Rai siap-siap aja yg naek motor disambangi para penjaja water sports yg juga naek motor! Edan! Org lg naek motor di tawarin macem-macem dan ujung-ujungnya ngasih kartu nama, dan coba tebak ada berapa kartu nama yg gue dapet? 5 biji! Ampe bete ditawarinnya, dan semakin mengecilkan niat untuk pergi ke tempat water sports di Tanjung Benoa. Bahkan udh nyampe dalam Nusa Dua-pun ada yg msh keukeuh ngikutin kita pake motor, hadeuhhhh! Untungnya pas nyampe Nusa Dua disambut dgn pantai berwarna biru dan ijo toska, berhubung lg ada pembangunan hotel berbintang, pantai Nusa Dua yg terkenal ini agak sepi, satu poin bagus untuk kita leyeh-leyeh menghabiskan siang disini.



Blue Point
Selesai dari Nusa Dua, msh bingung mau kemana sampe akhirnya dapet info dari temen klo kita harus ke daerah Uluwatu lagi tepatnya di area Pantai Suluban Blue Point, kali ini gak pake nyasar dan nanya-nanya orang karna kemaren udh ke daerah ini. Begitu nyampe, takjub dgn keindahan alam disini! Cafe-cafe dan toko surfing sederhana berderet di sisi tebing jalan masuk, berasa kyk lagi di Yunani, dan ada byk spot yg dibangun khusus untuk nongkrong, jadi jgn khawatir harus masuk ke cafe, cafe disinipun rata-rata dikelola oleh org lokal.

Kita menghabiskan waktu cukup lama di pantai Suluban Blue Point ini, ketika jarum jam udh nunjukkin pukul 16.30 kita langsung cabut, ga mau kemalaman lagi di jalan dari Uluwatu, maunya ngejar sunset di Kuta tapi apa daya ga keburu dan udh laper duluan, melipirlah ke warung Nasi Pedas Bu Andhika yg udh di rekom oleh sejuta temen, lokasinya di Jl. Raya Kuta, persis di seberang Jogger. Yg ga demen pedes, jgn dicoba yak! Dijamin nangis kyk si bule :))

Day 5
Tujuan hari ini: Ubud!
Berhubung Ubud lumayan jauh, hari kelima kita nyewa mobil, sewanya pun relatif murah, untuk mobil Suzuki Karimun hanya 150rb/24 jam dan Toyota Avanza hanya 200rb/24 jam, kalo mau disupirin juga bisa, harganya sekitar 300rb/24 jam. Kita mutusin pake Avanza dan nyetir sendiri, isi bensin hanya 100rb dan ternyata setelah seharian keliling itu bensin sisanya masih banyak, iritnya ini mobil!
Tujuan pertama begitu nyampe Ubud adalah sawah bertingkat di Tegalalang, di sepanjang turunannya ada cafe-cafe mini untuk bersantai dan di saung di tengah sawahnya ada mbok-mbok yg jualan duren sama kelapa muda tp dgn harga yg fantastis, kelapa muda seharga 15rb hanya ada disini!
Puas berfoto, kita lanjut cari mkn siang di Bebek Bengil, restoran yg juga direkomendasikan beberapa teman, lain halnya dgn Bebek Bengil yg ada di Jakarta, yg di Ubud ini jauhhhh lebih enak! Seporsinya 82rb, cukup mahal tapi worth the taste dan porsinya gede secara bebeknya setengah ekor/porsi.


Gak jauh dari tempat makan ini, kira-kira 5 menit udah nyampe di Monkey Forest, tujuan wisata ini udah terkenal banget, di dalamnya ada pura dan ada buanyak banget monyet, masuk tempat ini was-was karna takut ada monyet yg loncat dan ngambil barang, jadi yg namanya kacamata, topi, dll mending di simpen dulu, berhubung mata gue minus jadi kacamata tetep dipake dgn strategi sambil jalan sambil megangin gagang kacamata --' Oh iya tiket masuk kesini 20rb.

Abis keliling tempat ini kita menuju ke Neka Gallery, museum seni lukisan khas Bali, lokasinya agak keatas dari Pasar Ubud, informasinya sih gratis tapi ternyata hrs byr 40rb, salah satu alasan kita kesini karena teman-teman seperjalanan saya ini pgn nyobain Nuri's ribs, makanan rusuk babi yg terkenal dan konon sangat enak dan terletak persis di seberang Neka Gallery. Mereka makan dan gue pun nongkrong baca buku di lobby Neka Gallery, babi nya belom mualaf jd msh haram! :p


Kenyang makan, saatnya mengantar Guillaume nyari tempat penginapan, kita ngedrop dia di dekat Pasar Ubud dan berpisah disitu, sedih juga kehilangan temen perjalanan beberapa hari belakangan ini, walopun baru kenal tapi merasa udh kyk teman lama, kita pun tertawa dan pamitan dgn "thanx to earthquake!".
Dalam perjalanan pulang ke arah Denpasar tadinya kita mo mampir di Goa Gajah, tapi berhubung sudah kesorean kita langsung balik ke kota, mampir lagi ke rumah keluarganya Dios, dan cerita pun berlanjut mencari oleh-oleh. Tempat oleh-oleh yg terkenal murah dan buka 24 jam adalah Krisna, yg berlokasi tidak jauh dari airport Ngurah Rai, kita pun ga pake nyasar karna udah beberapa kali melewati tempat ini, parkir mobil dan tadaaaa bayangin supermarket segede Carrefour tapi isinya oleh-oleh semua, dari cemilan, baju, ukiran, hingga lukisan komplit dijual disini. Selesai belanja kami pria-pria kesepian #halah kembali ke parkiran, tampak ada 4 Avanza silver yg terparkir rapih, kita pun ngenalin mobil kita dari kaca depan yg agak butek, pas masuk gue otomatis mengambil tas punggung abu-abu gue yg diletakkan di lantai bawah jok belakang, hati gue mencelos ketika meraba tempat itu kosong dan ga ada apa-apa disitu, gue teriak "tas gue ilang!!!", kekhawatiran gue dikonfirmasi oleh Dios yg ikutan teriak "tas gue juga ilang!!!", matiiii!! mampuss sudah! Kebayang kamera, bb, iPod, speaker, dan barang-barang berharga lainnya yg ada di dalam tas raib tanpa jejak. Dios udh hendak lari ke pos sekuriti ketika gue ngomong "tunggu dulu! ini mobil lampu dalamnya kan warna biru dan bentuknya bulat kok ini bentuknya kotak, udh gitu kok kacanya agak gelap??". "Ini bukan mobil kita!" ujar gue, dan kitapun berhamburan keluar menuju ke mobil sebelah sambil mengumpat dan tertawa-tawa, mobil sewaan kita ternyata berada pas di sebelah mobil itu, begitu masuk tas kita masih ada,semuanya masih lengkap dan akhirnya kita bisa bernapas lega. Muka pucat berubah jadi berseri karna ketawa ga brenti-brenti, ga abis pikir itu mobil bisa mirip banget dan kok bisa gak dikunci?? Olahraga jantung setelah seharian jalan emang ga ada duanya deh.
Setelah balik hotel, mandi & istirahat sebentar gue & Dave akhirnya mau nemenin Dios ketemu temen-temennya di Kudeta, Seminyak.

Day 6 - Last Day
Check out sekitar pukul 07.00 pagi, kita naek si burung biru ke airport, sekedar saran sebaiknya naek taxi ini berhubung taxi lainnya suka mematok harga tanpa argo sesuka udel mereka, taxi ke airport dari Legian ga nyampe 30rb. Selanjutnya nunggu flight pukul 09.30 utk balik ke ibukota yg kejam, udh kebayang kerjaan numpuk, tapi heyyy I had a great and superfun trip!

Tips:
  • Harga hotel dan sewa motor/mobil bisa ditawar dgn syarat-syarat tertentu misalnya lama tinggal atau lama penyewaan, semakin lama dipake bisa dikasih harga lebih murah, jgn pernah takut bertanya.
  • Menyewa motor selain lebih murah juga lebih praktis, disamping ga kena macet, ada beberapa ruas jalan yg verboden untuk kendaraan lainnya kecuali motor. Motor di Bali dapet privilege ga kyk di Jakarta ;)
  • Kalo mo belanja barang di kios-kios pinggiran, sebaiknya coba belanja saat pagi hari dimana tokonya baru buka, silahkan tawar segila mungkin, konon katanya pembeli pertama di pagi hari itu nentuin laku enggaknya jualan. Dan itu terbukti saat gue nawar stengah harga di beberapa tempat dan dikasih sama penjualnya ;)
  • Klo jalan sendirian dan pgn dapet temen jalan, perhatikan aja sekitarnya, klo kebetulan lagi di rumah makan, di lobi hotel atau di warnet, atau dimanapun selama kita ramah pasti bisa dapet temen, paling nggak senyum trus ajakin ngobrol basa basi. Asal jgn berlebihan senyumnya, ntar dikira mo "jualan" ato dikira org gila.
  • Di Bali toko-toko surfing bertebaran dimana-mana, ada kali tiap 10 meter, klo kebeneran mo nyari barang udh kemaleman dan tokonya udh keburu tutup, coba jalan lagi pasti ada toko yg sama yg masih buka. Klo udh tutup semua tandanya lo yg salah, ini bukan musim midnight sale! :p
  • Tourist Information bertebaran juga dimana-mana tapi susah nyari peta, kalopun ada peta-nya dijual, sebaiknya print peta sendiri klo mau hemat. Pengalaman kemarin kita dapet peta gratis karna kita pada pinter ngebujuk si penjaga konternya hehehe
Akhir kata, liburan gembel kali ini berjalan dgn sukses, byk cerita & amat sangat menyenangkan, misi menghitamkan kulit di Bali pun berhasil dgn sempurna :)

Minggu, 28 Agustus 2011

mudik

"Lo mudik ga?"
"Lo mudik kpn?"
"Mudik kemana sih?"
Mudik mudik dan mudik.. Ya kira-kira kata dan pertanyaan-pertanyaan ini yang paling sering ditanyakan ke gue dan pasti ke berjuta-juta pendatang lainnya di ibukota super sumpek ini pada saat-saat menjelang hari raya seperti ya sekarang ini. Apa sih mudik? Sebagian besar orang pasti pahamnya mudik ya pulang kampung, pulang ke tanah kelahiran atau pulang ke tempat dimana kita dibesarkan. Suatu tradisi besar yang pasti dilakoni setiap tahun di negara kita tercinta ini lengkap dengan segala cerita suka dukanya. Bagi gue pribadi sih mudik bisa kemana aja selama gue menuju ke tempat dimana keluarga gue berada, ga peduli bukan tanah kelahiran, ga peduli bukan tempat gue dibesarkan atau tempat-tempat tertentu lainnya yang memiliki keterikatan emosi dengan gue. Sebagai kaum pendatang, mudik merupakan event tahunan yg ditunggu-tunggu tentunya selain hari raya keagamaan, taon baru, gajian dan THR-an #eeaaa <-- kalo yg ini bukan pendatang juga ngarep, 'tul gak? :D .

Dan sama halnya seperti taon-taon sebelumnya banyak kisah dari orang-orang di lingkaran kehidupan gue yang notabene banyak dari mereka adalah kaum pendatang yang pengen gue ceritain. Sebut saja si "S" temen dari masa seragam putih biru yang tinggalnya berdekatan di kampung nan jao dimato sana yang akhirnya sama-sama berpetualang di ibukota (gue bagusin kalimatnya berpetualang dibanding gue pake kalimat mengais rejeki, biar lebih dramatis dan agak elitan kesannya, hahaha), demi mudik setiap hari dia rela menjadi "call center airlines", dijuluki demikian dikarenakan setiap hari baik pagi, siang dan sore kerjaannya browsing dan menelepon berbagai airlines buat ngecek tiket paling murah, ya bener sebagai seorang pemudik yang baik dan budiman, konon tiket murah adalah jarum yang dicari dan harus ditemukan dalam tumpukan jerami. Dan bukan hanya si "S", tahun-tahun sebelumnya gue dan beberapa temen sekampung juga sudah pernah melakoni drama call center ini, hanya saja si "S" ini yang paling gencar dan tanpa lelah setiap tahunnya, kalo gue belakangan lebih melakoni drama pemudik untung-untungan, dapet murah untung, dapet mahalan dikit ya untung juga asalkan mudik. Beda lagi dgn si "F", teman seatap dimana gue bernaung di langit berkabut ibukota ini, kampungnya yang masih di Pulau Jawa dan merupakan tujuan wisata akhir pekan bagi masyarakat Jakarta terbilang cukup santai menghadapi mudik, mungkin karena kota kelahirannya itu gampang dicapai dengan berbagai metode transportasi dan tentunya dengan berbagai pilihan yang cukup murah dibandingkan dengan kami kaum pendatang dari Indonesia Timur yang sudah jelas merupakan daerah dgn harga tiket pesawat termahal di tanah air, ya gak ngelupain juga betapa dia bisa mudik hampir setiap bulan saking dekat dan murahnya biaya mudik. Bahkan saking santainya teman saya itu tidak memiliki persiapan apa pun, katanya "kebanyakan yg ada di Jakarta disana juga ada Ted", dan satu tas backpack mini pun sudah cukup untuk mengisi semua keperluannya, yang kocak adalah semalem gue dapet sms "Ted tolong liatin kamar gue udh dikonci apa belom" *jiaaaaaaaahhhhhhhhh

Ngomongin tentang kampung yg berlokasi di Indonesia Timur, gue dan beberapa temen lainnya kadang suka becanda "klo tau harga tiket pesawat ke kampung semahal ini mending kampung gue pindah ke Singapur aja sekalian! Tiketnya lebih murah!!". Oh ya sekedar sharing aja, sekali waktu pas arus balik ke Jakarta gue pernah dapet tiket seharga IDR 4.500.000 one way. Iya benar, itu one way loh, untungnya nalar call center gue jalan terus waktu itu dan gue akhirnya dapet cancel-an seat seharga IDR 2.500.000 *masih tetep mahal kaaann? #nangisdarah

Balik ke soal mudik, pesatnya sarana informasi sekarang ini terutama jejaring sosial itu bikin bete pas musim mudik ini, baik Facebook, Twitter, Foursquare, SocialScope, dan lain sebagainya. Kenapa bikin bete? Karena orang-orang mudik udah kayak selebritis, lagi di terminal bis ini tulis status di FB, lagi di airport ga lupa check-in FourSquare, belom lagi twit-twit tanpa jeda mengenai aktifitas mudik, "Otw Soetta", "Touchdown kota A", "I'm home", dan seterusnya dan seterusnya. Trus kenapa gue bisa bete? Ayo tebak dong!!!

Ya elo yang baca sambil mulai menyeringai! Lo yang bener!!! Gue GAK MUDIK!!! #nangisbombaydipojokan. Akhirnya setelah bertaon-taon selalu mudik, kali ini gue enggak mudik untuk yang pertama kalinya! Sedih udh pasti, ya gmn enggak, kosan udah sepi, mbak2nya udah pada balik alamat gue nyuci baju sendiri, malam takbiran sendirian dan gue ga bisa makan kue mentega ampe mabok pas hari raya-nya *huwaaaaaaaaaaaaaaa #makinkencengnangisnya. Sebenernya yg paling menyedihkan ya ga bisa kumpul sama keluarga, ga bisa makan masakan nyokap, ga bisa pelukin ponakan-ponakan, ga bisa ngobrol panjang lebar ama kakak, dan ga bisa salaman dan minta maaf langsung ama bokap nyokap :'(

Pait emang, cuman mo gimana lagi? I made a wrong financial decision *sigh. Ini baru bilang manusia berencana Tuhan yang menentukan, ga papa toh ini juga proses pendewasaan *prett cuihhh. Well anyway, untungnya di ibukota ini gue masih punya sodara, sepupu tepatnya dimana gue bakal menghabiskan hari pertama Lebaran bersama keluarganya dan konon katanya gue bakal diajak keliling ke keluarga-keluarga yang lain untuk silaturahmi, ini alamat pasang senyum dan setting mood ke mode "ramah" seharian secara tiap ada acara keluarga gue ga pernah nongol.

Jadi bagi yang udh pada mudik, selamat bersenang-senang yaaaa
Yg ga pernah ngerasain mudik, skali-skali dicoba atuh mudik ke kampung orang biar eksisssss

Akhir kata, gue mo ngucapin selamat menyambut Lebaran buat yang ngerayain, yg ga ngerayain ya wess selamat bertamu dan hajarlah nastar-nastar dan kastengel itu! Mohon maaf klo ada tulisan-tulisan gue yang kurang berkenan, ini msh bulan puasa loh, ga baik klo ga maafin :p

Minal aidin ya semuanya... Happy Ied Mubarak 1432H

Minggu, 31 Juli 2011

memasuki bulan penuh berkah

Hai para pembaca iseng, assalamualaikum semua *lagi bener

Hari ini tgl 31 Juli 2011, semalam lagi memasuki bulan Agustus dalam penanggalan Masehi atau semalam lagi memasuki bulan Ramadhan dalam penanggalan Islam. Ga terasa setahun sudah berpisah dan sekarang bertemu lagi dengan bulan penuh berkah ini, lalu apa yang beda? Umur udh pasti beda. Lalu apa lagi? Agak susah gue mikir apalagi yg berbeda dari diri gue dibanding Ramadhan tahun lalu, kalo pertanyaannya diubah apa yg masih sama? Banyak! Dosa masih terus nambah, kelakuan masih gitu-gitu aja, kerjaan masih sama, lokasi tinggal masih sama, status masih sama, dan keluarga masih sama. Bersukur kah gue dengan tidak adanya perubahan-perubahan berarti selama setahun belakangan ini? YA! Gue sangat bersukur, terutama karena keluarga gue masih sama, papa masih ada, mama masih ada, kakak masih ada, kakak ipar masih ada, ponakan masih ada dan hey gue baru sadar ponakan gue nambah 1 orang lagi. Mau ga bersukur gimana lagi coba? Dibandingin temen-temen lain yg mungkin anggota keluarganya sudah berkurang, gue patut dan wajib bersukur, terlalu egois klo sampe gue ga bersukur. Dan bagi siapapun yg keluarganya udh ga lengkap, gue rasa tetep harus bersukur, gimana enggak kalian masih bisa bernapas, masih bisa makan, masih memiliki teman, masih bisa tersenyum, bahkan masih bisa berinternet dan membaca tulisan alakadarnya gue ini, sementara orang lain belum tentu bisa.

Perihal kerjaan, status, rejeki dan lain-lain yg belum byk berubah gue tetep bersukur walau dalam prosesnya slalu aja ada yg namanya "mengeluh" tapi bukannya tanpa mengeluh bersukur jadi kurang terasa artinya? :)

Kalo gue putar ke belakang ingatan ini, ternyata udah bertaon-taon gue memulai puasa sendirian dari jaman kuliah, keinginan untuk berkumpul bersama keluarga pada puasa hari pertama pun perlahan surut. Ya mo gimana lagi, dari kuliah dulu gue emang tinggal di kota yang berbeda dgn keluarga. Sekarang setelah bekerja gue bahkan berada lebih jauh dari rumah dan ini udh mo kali ke-4 gue puasa disini, jauh dari rumah, jauh dari keluarga dan jauh dari makana-makanan rumah yg selalu terasa paling enak dibandingin makanan restoran manapun! Barusan kakak ngirim foto ponakan laki-laki gue umur 3 tahun yg udh siap dgn peci dan baju koko merah, caption fotonya "tarwih perdana". Gue tersenyum.

Apa ini perasaan yg dirasakan bokap waktu pertama kali gue diajak sholat ke mesjid? Gue rasa perasaan bokap beratus-ratus kali lipat lebih bahagia dan senyumnya beribu-beribu kali lebih mengembang. Gue tiba-tiba ingat bokap dan nyokap, ingat senyuman mereka diantara lipatan-lipatan keriput diwajahnya, ingat betapa lebar senyum mereka saat menjemput gue di bandara, ingat senyum bahagia mereka ketika makan bersama, dan ingat senyum tertahan mereka ketika gue harus kembali kesini. Gue kangen rumah :'(

Bagi kalian yg tinggal bareng keluarga, rasanya kalian harus bersukur berkali-kali lipat. Seperti yg selalu nyokap bilang "jgn selalu melihat ke atas, sekali-sekali cobalah lihat ke bawah, dgn begitu kamu akan tau bahwa ga semuanya harus dimiliki dan kamu akan bersukur atas apa yg sudah kamu peroleh".

Gue kena sindrom malam pertama memasuki Ramadhan, gue tau dan kenal dekat dgn sindrom ini. Tinggal sendiri dan jauh dari rumah udh merupakan salah satu pilihan yg gue ambil dgn segala risiko dan konsekuensinya. Kangen itu manusiawi, coba klo lo udh ga pernah kangen akan sesuatu? Niscaya lo ga akan tau apa yg namanya galau! #hidupgalauers :)

Insya Allah bulan Ramadhan, bulan penuh berkah ini  sepertia biasanya akan memberikan berkah yang melimpah bagi kita semua, berkah yang terkadang kita ga sadar kita telah memperolehnya, dan berkah apa itu? Jangan tanya gue. Coba sadari dan maknai sendiri.

Selamat berpuasa bagi para pembaca iseng yg menjalankan, semoga puasanya kuat dan ibadah kita lebih baik dari taon kemaren. Amiiinnnnnn!

Sabtu, 30 Juli 2011

rhythm of love

Halo.. Selamat Sabtu siang kalian semua
Sabtu terakhir bisa makan siang nih sblm puasa.. Kalian pernah dong suka sama lagu sampe diputer berulang-ulang, dijadiin favorit di playlist, di denger dan di tonton klipnya ampe mabok? Klo ga pernah berarti lo demennya one-nite-stand doank *mule ngaco

Nahhh berikut lagu Rhythm of Love yg dinyanyiin sama Plain White T's yg lagi seneng gue replay-replay *semoga ga cepet eneg 


Dan pas lagi ngubek2 ini lagu di YouTube gue nemu cover version dari Joseph Vincent ft. Clara C yg lebih gokil aransemennya, nih liat & dengarkan sendiri:


Happy Weekend ;)

Rabu, 27 Juli 2011

remove or be removed

hai para pembaca iseng, jumpa lagi kita berjumpa lagi *nyanyi gaya Maisy (yg gak kenal Maisy berarti beda jaman, antara gue yg kemudaan ato situ yang ketuaan *tetep ga mo nyebut diri tua)

Ini emg bawaan gue doank ato apa yah, paling demen klo mo nulis tuh malem-malem 1 suro *cek kalender *kalender sinchan. Apa mungkin gue memiliki naluri batman atau kuntilanak atau vampir? *berley *berleybihan

Kali ini gue mo crita tentang BBM, pada tau dong apa yg namanya BBM, klo lo mikirnya Bahan Bakar Minyak maka lo kepinteran, klo lo mikir Blekberi Mesenjer maka lo ke-alayan, yg bener tuh Blackberry Messenger (gunakan ejaan yg baik dan benar ya teman-teman). Nahh eniwei gue mo crita tentang BBM *tiba2 dejavu. Oh iya iya gue udh sebut tadi, jadi gini di daftar kontak BBM gue ini ada berbagai macam orang, dari temen, temen kantor, temen maen, temen skolah, temennya temen, temen jadi demen *loh, sodara dan laen-laen. Ada yg kecanduan broadcast message, ada yg rajin ganti status, rajin ganti foto, rajin ganti pin <-- anak org kaya, rajin ga ngomong dan rajin promosi. Yg menurut gue kocak dan kadang udh agak ganggu ya mereka-mereka yg demen gonta ganti status di BBM nya itu, lagi marahan ama si A ganti status, lagi nongkrong di Planet Mars ganti status, lagi mo ke WC ganti status, dan yang paling aneh adalah chatting di status itu ama temennya (temennya itu gue *lohhh)!! Knp ga di private message aja gitu? Signal susah? Ahelaahhh sms/tlp aja kaliii... Sebenernya sih wajar-wajar aja, namanya juga hak pribadi masing-masing, bebe bebe gue ini, bener gak? Nahh yg kadang bikin ketawa, klo lagi berantem ama pacar, sindir2annya di status BBM, jiahahahaha sumpah gue paling demen mantengin yg ginian *keliatan gak ada kerjaan. Mohon maap yee klo ada yg merasa tersindir :p

Nah hubungannya dgn judul postingan gue kali ini apa? Tadi gue sengaja me-remove beberapa kontak BBM gue, bukan karena dia demen broadcast, bukan karena dia demen gonta ganti status, bukan karena dia jelek, bukan juga karena dia ga mau sama gue #eeaaaaa, intinya yg gue remove adalah kontak BBM yg dari awal ngeadd ampe detik ini ga pernah ngobrol, lahh daripada menuh2in memori bikin bebe makin lemot ya mending remove aja kan? masih ada FB ini klo ada keperluan sama org-org itu *alesan

Secara tidak sengaja gue berhadapan dgn suatu hal yg sangat tidak gue percayai yakni karma, bukan ini bukan karma kandara, bukannya juga karma irama *itu Rhomaaa! Kenapa eh kenapa bisa? Gara2nya pas gue ngebersihin tu kontak-kontak gue juga nyadar ada beberapa kontak yg hilang dgn sendirinya, apakah bebe gue bisa maen sulap sendiri? apakah bebe gue berhantu? apakah gue DI-REMOVE??? Sialan! Siapa tuh yg meremove gue yg jarang-bahkan-hampir-ga-pernah-broadcast-message? Siapa yg meremove gue yg jarang gonta ganti status ini? Siapa? SIAPAAAAA????  Demikian gue menduga-duga, ternyata yg namanya karma itu ada walopun gue ga percaya, gue hanya percaya klo lo berbuat baik ada hal baik yg akan terjadi sama lo, begitupun sebaliknya, dan itu semua sudah diatur Tuhan, sekali lagi bukan karma. Jadi maksud gue disini apa? Maksudnya klo lo ngeremove orang maka siap-siap klo dikemudian waktu elo yg di remove, pikir positif aja, mungkin bebe tuh org ilang, ato mungkin ganti bebe baru, ato mungkin bebenya ke-reset dsbg. Tapi klo sampe FB yg di remove, udah pasti tuh org udh ga mo temenan lagi sama lo! Trus sikap kita ngapain? Cuekin aja! Hanya org-org childish yg kebanyakan berbuat kyk gitu, gue misalnya! *lohhh!